Monday, August 4, 2008

Self assessment and peer assessment

SELF DAN PEER ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI: SEBUAH ALTERNATIF DALAM ASSESSMENT

ASSESSMENT
Assessment merupakan salah satu dari kegiatan utama dalam pendidikan. Assessment baik formatif maupun sumatif mempunyai tujuan sebagai berikut:(1) memberikan gambaran apakah mahasiswa dapat diluluskan atau tidak dengan melihat penguasaan terhadap pengetahuan dan ketrampilan (2)menentukan kesiapan mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran
(3) memotivasi mahasiswa untuk belajar (4) evaluasi bagi staf untuk mengukur keefektifan proses pengajaran (5) memberikan umpan balik bagi mahasiswa untuk peningkatan perfoma (6) memberikan informasi tentang profil kelebihan dan kekerangan mahasiswa. 1,2,3,

Self assessment dan peer assessment merupakan bagian dari assessment yang dilaksanakan oleh mahasiswa, dan dapat berfungsi baik sebagai formatif maupun sumatif assessment. Kedua metode assessment ini sebenarnya bukanlah merupakan suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan, namun baru akhir – akhir ini banyak diterapkan oleh institusi pendidikan profesi kesehatan. 4

SELF ASSESSMENT
Self assessment menurut Boud mempunyai karakteristik yang dapat didefinisikan sebagai berikut: melibatkan mahasiswa dalam mengidentifikasi standar dan atau criteria untuk self assessmentyang akan diaplikasikan dalam tugas dan membuat keputusan apakah tugas tersebut telah memenuhi standar atau belum. 4
Self assessment ini dipandang sebagai hal yang penting dalam pembelajaran menuju long life learner karena itu perlu dikembangkan di setiap insitusi pendidikan profesi kesehatan. 4,5 Self assessment sendiri merupakan suatu hal yang dapat dipelajari dan dapat dimodifikasi melalui pendidikan, dan keakuratan hasil assessment ini akan meningkat seiring dengan waktu pendidikan. 6 Kemampuan untuk melakukan self assessment dengan akurat akan meningkatan efektifitas self management dalam belajar. 7
Melalui ini mahasiswa dapat mempelajari yang terbaik saat mereka dibantu untuk mendefinisikan permasalahan mereka, mengetahui dan menerima kelebihan dan kekurangan, mengambil keputusan dan mengevaluasi konsekuensi dari keputusan yang diambil. 6


Self assessment sendiri dapat diterapkan untuk berbagai hal antara lain: (1) self monitoring individual dan melihat kemajuan (2) cara untuk meningkatkan praktek belajar yang baik dan belajar bagaimana mempelajari ketrampilan (3) diagnosis dan remediasi (4) pengganti bentuk assessment yang lain (5) kegiatan belajar yang didesain untuk mengembangkan professional (6) meningkatkan belajar untuk konteks yang luas (7) mereview pencapaian sebagai alat untukmengenali prior learning (8) mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis (9) menentukan criteria yang akan digunakan untuk menilai tugas mahasiswa.4,8

Adapun proses dalam self assessment sendiri dapat meliputi: review mahasiswa terhadap perfoma mereka sendiri, penjelasan mahasiswa terhadap suatu proses, deksripsi terobosan dalam perkembangan mereka, evaluasi perfoma mahasiswa, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dan menilai profieciency mahasiswa. 5,9

Untuk meningkatkan kredibilitas dari self assessment, dianjurkan untuk melakukan metode berikut: self marking dan penyamaan kriteria dalam satu kelas. Self marking adalah memberikan model jawaban dan komentar yang detail kepada mahasiswa untuk dibandingkan dengan jawaban mereka sendiri, kemudian mahasiswa diberikan kertas untuk menilai hasil perbandingan tersebut. Sedangkan penyamaan kriteria dalam kelas adalah kriteria yang disetujui dalam satu kelas antara mahasiswa dengan dosen. Kriteria ini kemudian digunakan setiap mahasiswa untuk memberikan kritik atas jawaban mereka. Hasilnya kemudian dikumpulkan ke dosen untuk diberikan nilai atas komentar dan jawaban mahasiswa. 8

PEER ASSESSMENT
Peer assessment merupakan assessment yang dilakukan oleh satu mahasiswa terhadap mahasiswa yang lain. 10 Ada beberapa istilah yang sering digunakan yaitu peer review, peer evaluation, namun pada dasarnya mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Metode assessment ini merupakan salah satu inovasi dalam assessment yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar dan memberdayakan mahasiswa. Pendidikan profesi keperawatan dan kebidanan sudah lama menggunakan metode ini dalam assessment di klinik. 11

Metode ini tidak hanya dapat dilakukan pada saat ujian akhir namun juga saat menentukan kriteria, seleksi achievement dan menilai kompetensi. 10,12 Peer assessment ini juga dapat dilakukan untuk mengembangkan mahasiswa dalam bekerjasama, menjadi kritis terhadap pekerjaan mahasiswa lain dan menerima kritikan terhadap pekerjaan mereka. 8

Peer assessment mempunyai keuntungan sebagai berikut; (1) membantu mahasiswa menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab dan merasa lebih dilibatkan (2) mendorong mahasiswa untuk lebih kritis dalam menganalisa pekerjaan dan melihatnya lebih dari sekedar nilai (3) membantuk mengklarifikasi criteria assessment (4) memberikan rentang yang lebih luas untuk feed back (5) mendekatkan pada situasi karir dimana penilaian dilakukan oleh kelompok (6) mengurangi beban dosen dalam menilai (7) mendorong deep learning dari pada surface learning (8) menjadikan assessment sebagai bagian dari proses pembelajaran, sehingga kesalahan adalah suatau kesempatan bukan kegagalan (9) mempraktekkan transferable skill yang diperlukan untuk long life learning, yaitu kemampuan evaluasi (10) menggunakan metode evaluasi eksternal sebagai mode untuk assessment internal (meta kognisi). 10, 13

Sedangkan kekurangan dari peer assessment ini adalah: (1) kurangnya kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi/menilai mahasiswa lain (2) mahasiswa mungkin kurang bersungguh, melibatkan rasa pertemanan, hiburan yang mempengaruhi hasil penilaian (3) mahasiswa mungkin kurang menyukai peer marking karena ada kemungkinan diskriminasi dan adanya salah paham (4) mahasiswa mungkin mis informasi satu sama lain apabila tanpa adanya intervensi dosen. 13

Metode assessment ini dapat dilakukan baik sebagai formatif maupun sumatif. Adapun sebagai sumatif dapat diterapkan pada kegiatan sebagai berikut: penulisan essay, ketrampilan klinik, presentasi oral, desain arsitektur, ketrampilan interpersonal, fotografi dan kegiatan kelompok kecil. 13

Peer assessment untuk menilai kompetensi menurut Ramsey merupakan metode yang valid dan reliable untuk mengassess dua dimensi dalam perfoma klinik: (1) dimensi kognitif dan manajemen klinis (2) dimensi humanistic dan psikososial. 14

Strategi yang dapat dilakukan untuk menerapkan metode ini adalah dengan peer marking, yaitu: penetapan item dan criteria assessment oleh dosen dan mahasiswa, yang kemudian dijadikan learning outcome yang disepakati. Item assessment yang telah dijawab dibagikan secara random ke mahasiswa untuk dicek dan diberikan nilai , kemudian hasilnya diserahkan ke dosen untuk dicatat dan kemudian dikembalikan ke mahasiswa semuanya (nilai dan hasil evaluasi/komentar). 8 Dalam pelaksanaan peer assessment perlu diperhatikan dalam kualitas assessment ini adalah reliabilitas, rasa pertemanan, dan ekivalensi. 12

KEMUNGKINAN IMPLEMENTASI SELF DAN PEER ASSESSMENT
Self dan peer assessment dapat diimplementasikan dalam beberapa kegiatan di proses belajar mengajar.
a. Tutorial
Metode assessment ini dapat dilakukan pada saat kegiatan presentasi/diskusi pleno tutorial. Pada kegiatan tersebut mahasiswa dapat diminta untuk memberikan penilaian kepada mahasiswa lain saat presentasi. Penilaian tersebut dapat dengan menggunakan parameter: content, cara presentasi, strategi interaksi dengan audiens, kemudahan audien dalam memahami (bahasa), cara berbicara, style, penggunaan multi media, referensi yang diambil. Penilaian dapat dengan menggunakan skala Likert; 1 – 5 (tidak baik - baik sekali). Hasil penilaian selanjutnya diserahkan ke tutor. 15

Adapun saat kegiatan tutorial dapat digabungkan antara self dan peer assessment. Mahasiswa diminta untuk menilai dirinya sendiri dengan menggunakan format yang digunakan untuk menilai saat tutorial. Selanjutnya format tersebut diputar sehingga masing – masing mahasiswa dapat menilai temannya. Hasil penilaian/evaluasi tersebut dikembalikan ke mahasiswa sesuai dengan nama yang tercantum di format. Kombinasi penilaian tersebut mahasiswa dapat membandingkan penilaian terhadap dirinya dan hasil penilaian yang diberikan oleh mahasiswa lain.

b. pendidikan di klinik
Peer assessment dianjurkan untuk menjadi assessment formatif pada saat pendidikan klinik, karena dapat memberikan banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengobservasi teman. Selain itu peer assessment yang dilakukan sedini mungkin akan dapat menjadi predictor untuk rangking evaluasi performa dan perfoma internship mahasiswa. 14,16
Pada metode assessment ini mahasiswa dapat diminta untuk saling menilai. Adapun penilaian dapat meliputi 2 faktor : kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan kebiasaan pribadi. Subscale dari 2 faktor tersebut antara lain: kesabaran dan empati, berusaha memahami teman, berusaha dan berespon terhadap feedback, berkontribusi dalam kelompok, kejujuran, kejujuran dalam laporan dan memperbaiki kesalahan. Penilaian dapat dirangking : bagus, bagus sekali dan excellent.16

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arnold dengan metode triangulasi untuk mengetahui persepktif mahasiswa kedokteran dalam peer assessmen terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan peer assessment.17
a. siapa yang terlibat
Ada beberapa isu yang akan mempengaruhi partisipasi mahasiswa dalam pelaksanaan peer assessment ini. Isu tersebut adalah siapa yang akan; mengawal jalannya peer assessment, memberi feedback, menerima feedback.
Ada kemungkinan mahasiswa untuk memberikan penilaian, karena mereka takut terhadap persahabatan mereka apabila memberikan feedback, meskipun mereka menyadari bahwa hasil penilaian akan baik untuk peningkatan perilaku mereka. Kemungkinan mahasiswa tidak terlalu bersemangat dalam menilai, karena mereka menganggap feedback yang diberikan tidak akan merubah perilaku. Seorang mediator diperlukan untuk memfasilitasi dan menjaga kenyamanan apabila peer assessment ini dilaksanakan secara langsung.17

b. mekanisme
Ada dua mekanisme dalam pelaksanaan peer assessment: formal dan informal. Peer assessment informal dapat dilaksanakan saat diskusi harian dan hasilnya dapat sebagai assessment formatif. Selain mekanisme tersebut diatas perlu diperhatikan lama waktu pelaksanaan (semakin cepat semakin baik), spesifitas (semakin konkret pertanyaan dan komentar akan semakin baik) dan komputerisasi. 17

c. content
Partisipasi mahasiswa dalam peer assessment akan meningkat jika mereka mengetahui hal/domain perilaku yang dinilai. Penilaian dapat diberikan dari segi positif terlebih dahulu karena dapat meningkatkan perilaku yang tepat, mudah dituliskan, dan tidak menyakiti. Untuk penilaian negatif harus berhati – hati karena dapat menyakiti dan mungkin tidak akan mengubah perilaku tersebut. 17

d. manfaat
Manfaat peer assessment dapat sebagai formatif maupun sumatif. Sebagai formatif karena mahasiswa akan dapat memperbaiki perilaku yang kurang tepat, meningkatkan perilaku yang sudah baik,dan dapat mempelajari profesionalitas. Sedangkan sebagai sumatif apabila akan mempengaruhi kelulusan. 17

e. anonimitas
Nama yang tidak disebutkan saat menilai akan menjaga baik mahasiswa penilai maupun yang dinilai, meningkatkan kenyamanan dalam memberikan penilaian. Selain anonimitas dapat pula dikembangkan system assessment yang aman/rahasia, dimana akan dapat dilakukan verifikasi dan terjaga akuntabilitasnya. 17

KESIMPULAN
Metode self dan peer assessment ini mempunyai kelebihan dan keuntungan dalam pelaksanaanya, dan dapat diimplementasikan ke beberapa proses pembelajaran. Beberapa hal perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kedua metode ini: siapa yang terlibat, manfaat, mekanisme, content dan anonimitas. Pelaksanaan metode assessment ini apabila dirancang dan dipersiapkan dengan baik akan dapat memberikan hasil yang baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

1. Quality Assurance Agency. (2006). Code Practice for the Assurance of Academic Quality and Standards in Higher Education. The Quality Assurance Agency for Higher Education

2. Newble, D (1987). A Handbook for Medical Teachers. 2nd edition. MTP Press Limited. Lancaster.

3. Dent, AJ., Harden. RM. (2005). A Practical Guide For Medical Teachers.2nd edition. Elsevier. London

4. Boud, D. (1995). Enhancing Learning through Self- Assessment. London. Kogan Page

5. Rahayu, GR.(2005).Assessment Methods for Measuring Clinical Competence. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia. Vol 1 (1)

6. Fitzgerald, J.,White, B.C,Gruppeb, L.D. (2003). A Longitudinal Study of Self Assessment Accuracy. Medical Education. Vol 37,pp 645 – 649.

7. Langendyk,V. (2006). Not knowing that they do not know: self-assessment
accuracy of third-year medical students. Medical Education, vol 40,pp: 173- 179.

8. Academic Committee (2001) Guidelines For Group Assessment, Self Assessment And Peer Assessment.
9.
10. Matheos,N, et al. (2004). The interactive examination: assessing students’
self-assessment ability. Medical Education, Vol 38. pp: 378 – 389.

11. Bostock,S. Student Peer Assessment. Available at
http://www.keeleac.uk.

12. Swayer, A. (2005). A Study find support for peer review of Clinical Assessment. Nursing Standard, Vol 19 (27).pp 21.


13. Norcini, J.J. (2003). Peer Assessment of Competence. Medical Education, vol 37,pp: 539 – 543.


14. (No name) Peer Assessment.

15. Dannefer, FE, et al ( 2005). Peer Assessment of Professional Competence. Medical Education, vol 39. pp 713 – 722.

16. Manzar, S. (2004). Introducing peer evaluation during tutorial presentation. Medical Education, vol 38 pp 1188 – 1189

17. Lurie, S, et al (2007). Relationship Between Peer Assessment During Medical School,Dean’s Letter Rankings, and Ratings by Internship Directors. Journal of General Internal Medicine.

18. Arnold, L, et al. (2005). Medical Students’ Views on Peer Assessment of Professionalism. Journal
of General Internal Medicine.

No comments: